JAKARTA-VISIBALI.COM – Presiden Joko Widodo (Jokowi) dengan resmi membuka Indonesia International Sustainability Forum (ISF) 2024 di Jakarta Convention Center (JCC), Jakarta, Kamis , 5 September 2024.
Dalam pidato pembukaan, Presiden Joko Widodo (Jokowi), mengatakan bahwa butuh kolaborasi dan pendekatan peri kemanusiaan dalam penyelesaian masalah perubahan iklim.
Menurut Jokowi Indonesia siap bermitra deaddengan iapapun untuk mendorong pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan maju.
Sejumlah pemimpin dunia dari berbagai sektor menghadiri event terseut. ISF 2024 yang dibuka oleh Presiden Indonesia Joko Widodo tersebut mengangkat tema Towards Sustainable and Inclusive Growth.
Dalam kesempatan pembukaan ISF, Menteri Koordinator Bidang Maritim dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan menyampaikan rasa terima kasih kepada Presiden Jokowi yang mendukung penuh gelaran ISF ini.
Sebelumnya, Luhut menyampaikan bahwa gelaran ISF 2024 diharapkan dapat menghasilkan beberapa pemikiran baru yang dapat ditindaklanjuti.
“Kita mau membuat Indonesia International Sustainability Forum ini menjadi agenda tahunan, agenda tahunan yang kita harapkan akan bisa menghasilkan berbagai macam pemikiran yang dapat ditindaklanjuti,” kata Luhut
Sementara itu, Deputi Bidang Koordinasi Infrastruktur dan Transportasi Kementerian Koordinator Bidang Maritim dan Investasi (Kemenko Marves) Rachmat Kaimuddin mengatakan, gelaran ISF 2024 menjadi acara sustainabilty atau berkelanjutan terbesar kedua se-Asia Pasifik.
“Dari sisi peserta akan menjadi acara sustainability atau climate relate nomor dua terbesar di Asia Pasifik setelah COP 29 di Azerbaijan,” ucap Rachmat.
Forum ISF menyoroti lima pilar pembahasan, yaitu ekonomi hijau (green economy), transisi energi (energy transition), konservasi alam dan keanekaragaman hayati (biodiversity and nature conservation), gaya hidup berkelanjutan (sustainable living), dan ekonomi kelautan (blue economy).
Forum ISF 2024 merupakan ajang resmi Pemerintah Indonesia bagi para pemimpin dunia dari berbagai sektor dan negara untuk dapat bertukar pikiran dan pengetahuan sekaligus memberikan solusi dan praktek terbaik menghadapi perubahan iklim.
Perhelatan akbar yang berlangsung selama dua hari itu meliputi sejumlah agenda mulai dari sesi utama yang menghadirkan pembicara kunci, Pleno, Tematik, High Level Dialogue, Memorandum of Understanding (MoU) Signing, Pameran, hingga Gala Dinner. (*/noh)