TABANAN – VISIBALI.COM – Ratusan ibu ibu menyambut kedatangan calon Gubernur Bali nomor urut 1, Made Muliawan Arya didampingi Calon Bupati Tabanan nomor urut 1, Nyoman Mulyadi di Banjar Gaduh, Desa Kaba-kaba, Kecamatan Kediri, Kabupaten Tabanan, Selasa, 15 Oktober 2024.
Made Muliawan Arya yang kerap disapa De Gadjah tiba sekitar pukul 17.00 WITA di Balai Banjar Gaduh. Masyarakat di sana nampak antusias dengan kedatangan Ketua DPD Gerindra Bali tersebut.
De Gadjah menegaskan sosok ibu menjadi motivator utama dalam dirinya melangkah. Bahkan dia bercerita tentang masa kecilnya. Mulai dari dirinya muda, ditinggal bapak diusia 13 tahun, kemudian ibunya membesarkan dirinya sendiri dengan berjualan di Pasar Sanglah.
“Saya dari umur 13 tahun sudah ditinggal bapak. Ibu saya sendiri membesarkan saya sebagai pedagang di Pasar Sanglah. Saya sangat menganggumi sosok ibu, atas pengorbanan yang beliau berikan. Begitu juga dengan para ibu-ibu di sini,” tandas De Gadjah.
De Gadjah, menjelaskan maju sebagai Calon Gubernur Balu bukan tanpa alasan. Dirinya berharap dapat berbuat banyak sebagai warga Bali. Mempersatukan bali untuk menuju Indonesia emas. Sebagai Gubernur Milenial, ia mengaku, banyak persoalan yang harus diselesaikan Bali ke depannya.
Menurut dia, ini bukan persoalan matematis dalam statistik. Hal itu dikarenakan, realitas di lapangan membuktikan masih banyak warga Bali yang hidup dalam garis kemiskinan.
“Titiang, Made Gadjah meminta restu, kami (Mulia-PAS) tidak anti kritik. Saya khususnya masih muda dan selalu banyak bicara dengan orang-orang besar di Bali. Yang kami lihat, memang dalam statistik BPS bagus. Tapi kenyataan di lapangan, kemiskinan yang kami amati itu realita. Kami turun di Buleleng dan Karangasem melihat secara langsung, masyarakat tidak bisa sekolah, tidak bisa makan, beternak atau bertani,” tandasnya.
De Gadjah menegaskan, dirinya ingin memutus problem utama di Bali, yakni kemiskinan. Dampak kemiskinan ini seperti lingkaran yang tidak terputus. Kalau miskin, maka nanti akan kurang dalam faktor pendidikan, kemudian berlanjut pada persoalan kesehatan.
“Nah siapa yang harus memutus ini? Tentu saja pemerintah. Pemerintah harus hadir memutus persoalan ini,” pungkasnya.(*/n)