BADUNG – VISIBALI.COM. Indonesia Packaging Federation (IPF) menjadi tuan rumah acara Asian Packaging Federation (APF) yang beranggotakan 14 negara, Kamis dan Jumat (7 – 8 Nopember 2024) di Nusa Dua.
Acara meeting tahunan APF ini, menyelenggarakan konferensi internasional dengan topik “Packaging Sustainability in Asia – The Road Map and Journey Toward Cucular Economy”.
Business Development Director Indonesian Packaging Federation, Ariana Susanti mengatakan, anggota APF yang hadir dari Jepang, Korea Selatan, Turki, Bangladesh, Sri Lanka, India, Thailand, Singapura, Filipina, dan Indonesia.
Dari 20 pembicara dalam konferensi , ada 10 pembicara yang berasal dari institut riset dan asosiasi pengemasan baik Indonesia maupun internasional.
“Asosiasi yang memiliki peran krusial dalam industri pengemasan seperti Indonesia Packaging Federation, Asosiasi Pulp & Kertas Indonesia, IPRO dan ADUPI, menjadi contributor utama yang sekaligus memberikan pandangan terkait praktek kemasan berkelanjutan di industry kemasan,” ujarnya.
Ia juga berpandangan, keikutsertaan para anggota APF dalam konferensi ini ikut memberikan andil dalam berbagai pengalaman dari masing-masing negara anggota yang bermanfaat bagi peserta.
Executive Director Indonesian Packaging Federation, Hengky Wibawa mengatakan, sebelum konferensi mereka telah melakukan rapat dalam membahas isu penting tentang kemasan yang berkelanjutan.
“Tantangan di Indonesia ini adalah penanganan sampah plastik. Konferensi ini menjadi penting karena akan dibahas berbagai teknologi dalam pengolahan kemasan yang bisa didaur ulang dan menciptakan ekonomi yang berkelanjutan,” kata Hengky.
Ia menilai, kegiatan ini dapat mendorong inovasi baru dunia pengemasan untuk melahirkan rekomendasi tentang desain kemasan yang ramah lingkungan bisa didaur ulang dan tercapainya circular economy di Indonesia dan negara Aaia lainnya.
Henky menambahkan, memang ia menyadari hal ini tidak bisa dilakukan sendiri harus ada kerja sama berbagai pihak, selain dari industry, termasuk dukungan dari pemerintah.
“Kami berharap, dukungan pemerintah demi terciptakan kolaborasi yang solid serta membuka kesempatan berdiskusi langsung terkait potensi serta tantangan kemasan dalam menyukseskan kebijakan pengendalian sampah di Indonesia,” kata Hengky.
Dept of Commerce, Rajesh Kumar Mishra mengatakan, India juga memilki permasalahan yang sama dengan Indonesia soal kemasan plastic. Saat ini, India telah menerapkan satu teknologi agar kemasan plastic tersebut tidak menjadi sampah yang tidak berguna, namun, bisa dimanfaatkan kembali atau didaur ulang.
Sementara, Sunil Jain Chairman (IIP) mengatakan, Indonesia tidak memiliki teknologi untuk pengolahan kemasan plastik, karena itu, di dalam konferensi ini ia akan berbagi tentang teknologi pengolahan kemasan berbahan plastik ini termasuk alat atau mesin yang akan digunakan dalam pengolahan kemasan plastik tersebut.
Selain konferensi, acara juga diisi dengan malam penghargaan untuk para pemenang PackindoStar and AsiaStar Awards 2024. Untuk pemennag PackindoStar dari Indonesia ada 14 pemenang meliputi kategori consumer package, transport package, dan sustainability package. (wie)