ASITA Care Berbagi dengan Pekerja Angkutan Sampah di Hari Valentine

DENPASAR – VISIBALI.COM. Mendukung upaya mengendalikan kehilangan keragaman hayati terkait pengelolaan sampah, DPD Asita Bali melaksanakan program berbagi dengan 300 orang para pekerja angkutan sampah di TPA Suwung.
Berbagi dilaksanakan bertepatan dengan Hari Kasih-sayang (Valentine) 14 Februari 2025, berupa sebungkus ”Nasi Peduli”. Selanjutnya anggota DPD ASITA Bali berkolaborasi dengan sejumlah pihak menggelar aksi beach clean-up dan donor darah yang akan dilaksanakan pada tanggal 15 Februari 2025 besok.
Berdasarkan data dari DLHK Provinsi Bali pada tahun 2022, jumlah timbunan sampah di Provinsi Bali mencapai 1.046.616,04 ton dengan mayoritas berasal dari aktivitas rumah tangga sebesar 53,04%, diikuti dengan aktivitas pasar sebesar 16,29%, dan lainnya sebesar 11,26% termasuk sampah dari aktivitas perjalanan dan berwisata.
Dilansir dari Satu Data Provinsi Bali, tahun 2023 porsi terbanyak komposisi sampah Bali adalah sampah kayu atau ranting. Tepatnya 49,1% dari keseluruhan sampah Bali, sampah sisa makanan berada di urutan kedua dengan proporsi sebesar 23,47%, sampah plastik di urutan ketiga dengan besaran 11,82%.
Sebanyak 15,61% komposisi sampah lainnya diisi sampah kertas karton (3,79%), logam (2,21%), karet/kulit (1,93%), kaca (1,75%), kain (0,97%), dan lainnya (4,96%). Sedang sampah sisa makanan tidak melebihi angka 30%, sampah plastik tidak mencapai angka 20%. Terdata 900 ribu ton sampah di Bali yang berhasil dikelola, 200 ribu ton lain tidak dikelola.
Dari pengamatan ASITA Bali dalam sehari 180 truk pergerakan angkutan sampah milik Pemprov Bali di TPA Suwung dan 150 truk angkutan sampah swakelola dari wilayah Kodya Denpasar dan PemKab Badung. Truk angkutan sampah swakelola beroperasi dari pukul 03.00 sampai dengan pkl 14.00 wita, melibatkan 2 (dua)- 3 (tiga) orang pekerja (diluar tenaga pengemudi) per truk. Sementara jam kerja angkutan sampah Provinsi berlaku sampai pkl 18.00 wita.
Menurut UNEP Program Lingkungan Perserikatan Bangsa-Bangsa,sampah makanan merupakan kegagalan pasar yang mengakibatkan terbuangnya lebih dari US$1 triliun makanan setiap tahun. Sampah makanan juga merupakan kegagalan lingkungan: sampah makanan menghasilkan sekitar 8–10 persen emisi gas rumah kaca global (termasuk dari kehilangan dan pemborosan), dan menghabiskan lahan pertanian dunia yang setara dengan hampir 30 persen. Konversi ekosistem alami untuk pertanian telah menjadi penyebab utama hilangnya habitat.
Sampah makanan juga merugikan manusia tercatat hingga 783 juta orang terkena dampak kelaparan setiap tahun, dan 150 juta anak di bawah usia lima tahun mengalami pertumbuhan dan perkembangan terhambat karena kekurangan nutrisi penting dalam makanan mereka. (red)