Tangkal Hoaks, Universitas Mahendradata dan PWI Bali: Edukasi Mahasiswa dan Pelajar

DENPASAR – VISIBALI.COM. Dalam menghadapi maraknya penyebaran hoaks di era digital, Universitas Mahendradata menggelar Workshop Jurnalistik bertajuk “Melawan Hoaks: Peran Jurnalis dalam Era Informasi Cepat”. Acara ini berlangsung pada Senin (14/3/2025) di Gedung C Universitas Mahendradata (Gedung Trisakti), Jalan Tantular Barat, Denpasar Timur. Workshop ini diinisiasi oleh Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Penerbit dan English Club Universitas Mahendradata.
Workshop dibuka oleh Wakil Rektor III Bidang Kemahasiswaan Universitas Mahendradata, Anak Agung Gde Putra Arjawa, dengan menghadirkan dua narasumber utama, yakni Wakil Ketua Bidang Pendidikan Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Bali, Arief Wibisono, serta Wakil Ketua Bidang Pengembangan Kominfo, Media, dan Teknologi Ikatan Cendekiawan Muslim se-Indonesia (ICMI) Orda Badung 2024-2029, Djoko Heru Setiyawan. Diskusi ini dipandu oleh dosen Universitas Mahendradata, Kadek Donny Wishanesta, dan diikuti puluhan peserta dari berbagai SMA dan SMK di Denpasar.
Wakil Rektor III Universitas Mahendradata, Putra Arjawa, menegaskan bahwa workshop ini bertujuan untuk meningkatkan literasi digital mahasiswa dan pelajar agar lebih kritis dalam menyaring informasi. Menurutnya, hoaks yang tersebar luas di media sosial maupun media arus utama dapat menimbulkan kekacauan jika tidak disaring dengan baik.
“Tema ini sangat relevan untuk membekali mahasiswa agar lebih cerdas dalam menerima dan menyebarkan informasi. Jika suatu berita tidak jelas sumbernya dan langsung disebarluaskan, dampaknya bisa berbahaya bagi masyarakat,” ujarnya.
Ia juga menyoroti bahwa meskipun generasi muda mahir menggunakan teknologi, banyak dari mereka yang masih kesulitan membedakan informasi valid dan hoaks.
“Anak-anak saat ini sangat mahir menggunakan gadget, tetapi belum tentu paham cara memilah berita asli dan hoaks. Oleh karena itu, mereka harus lebih berhati-hati dalam menyebarkan informasi, terutama di media sosial,” tambahnya.
Dalam sesi materi, Arief Wibisono sempat melontarkan pertanyaan perbedaan antara jurnalisme da jurnalistik. Menurutnya, jurnalisme adalah proses mengolah dan menyajikan informasi yang telah terverifiksi oleh redaksi sebelum disebarkan kepada public. Sedangkan jurnalistik, bagaimana proses yang mencakup pengumpulan, penyuntingan, dan penyebaran informasi melalui media itu terjadi.
“Bisa dikatakan Hoaks bukan berita, karena tidak melalui proses tadi, melainkan informasi menyesatkan yang sengaja disebarluaskan untuk kepentingan tertentu. Proses jurnalistik yang benar harus melalui verifikasi dan penyuntingan sebelum dipublikasikan,” jelasnya.
Ia juga mengungkapkan bahwa rendahnya literasi digital menjadi salah satu faktor utama penyebaran hoaks. Berdasarkan data Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII), jumlah pengguna internet di Indonesia terus meningkat dalam satu dekade terakhir. Pada 2024, lebih dari 221 juta penduduk Indonesia telah menggunakan internet, mencakup sekitar 79,5% dari populasi. Namun, peningkatan akses ini tidak selalu diiringi dengan kemampuan memilah informasi yang benar.
“Internet berkembang pesat, tetapi literasi digital masih rendah, sebetulnya ini agak kontradiktif. Karena itu, setiap informasi yang diterima harus dicek dulu kebenarannya sebelum dibagikan,” tegas Arief.
Putra Arjawa berharap mahasiswa dan pelajar yang mengikuti workshop ini dapat menerapkan ilmu yang diperoleh serta menyebarkannya ke lingkungan sekitar. Menurutnya, kecerdasan dalam memahami informasi sangat penting agar tidak mudah terjebak dalam penyebaran hoaks.
“Mahasiswa harus lebih banyak menggunakan rasio dan logika dalam menyikapi berita, bukan sekadar mengikuti perasaan. Selain itu, etika dan norma juga harus dijaga,” ujarnya.
Ke depan, Universitas Mahendradata berencana untuk terus berperan aktif dalam memberikan edukasi kepada masyarakat melalui workshop dengan tema yang beragam setiap bulannya. Diharapkan, kegiatan ini dapat menjadi kontribusi nyata dalam membangun ekosistem informasi yang lebih sehat dan bebas dari hoaks.