DENPASAR – VISIBALI.COM. Wakil Ketua II DPRD Bali Ida Gde Komang Kresna Budi (Partai Golkar) mengatakan, pembangunan Bandara Bali Utara, menjadi kebutuhan mendesak untuk mengatasi permasalahan transportasi dan pariwisata.
“Bandara Ngurah Rai sudah overload, dengan banyak kemacetan yang terjadi di Badung. Bali itu perlu keseimbangan pembangunan. Dengan adanya dua bandara, pariwisata Bali akan tetap berjalan dengan baik. Satu runway tidak cukup, jika ada insiden, kita butuh alternatif,” ucap Kresna Budi, ditemui usai Rapat Paripurna ke-4 Masa Persidangan I Tahun Sidang 2024, pada Senin (28/10).
Politisi kelahiran Singaraja ini juga menegaskan bahwa, keberadaan bandara baru bukan hanya untuk memfasilitasi pariwisata, tetapi juga sebagai bagian dari infrastruktur vital yang mendukung pertumbuhan ekonomi daerah.
“Bandara menjadi skala prioritas di setiap negara, termasuk Bali yang saat ini mengalami kemacetan akibat overload-nya Bandara Ngurah Rai,” katanya.
Selain itu, dia berharap agar Ibu Kota Provinsi Bali bisa dikembalikan ke Buleleng, mengingat daerah tersebut memiliki potensi yang besar namun seringkali terabaikan dalam pembangunan.
“Permohonan kami, mohon dikembalikan lagi dong Ibu Kota Provinsi Bali ke Buleleng, itu harapan kedepannya,” tandas Kresna Budi, seraya menekankan pentingnya kerja sama dan kesadaran seluruh rakyat Bali untuk mencapai tujuan ini.
Ditambahkan Kresna Budi bahwa, sudah ada Peraturan Daerah (Perda) yang mendasari pembangunan bandara ini dan menyoroti pentingnya dukungan dari pemerintah pusat.
“Ini seharusnya menjadi program strategis nasional. Kita harus melihat bagaimana target wisatawan kita meningkat. Jika kita menghitung tingkat okupansi hotel, masih banyak ruang yang kosong. Dengan adanya bandara baru, ini adalah peluang untuk memperbesar tingkat hunian, termasuk meningkatkan PAD (Pendapatan Asli Daerah),” tambahnya.
Apalagi, kata dia, Buleleng memiliki luas wilayah sepertiga dari Bali dan jumlah penduduk yang banyak. Ia menyatakan keinginan untuk mengubah nasib daerah ini serta menyesalkan bahwa Buleleng pernah menjadi ibu kota provinsi Bali tetapi kini dalam kondisi terpuruk. Sehingga, dia mengajak semua untuk menyadari bahwa kemajuan Buleleng adalah bagian dari kemajuan Bali.
Kresna Budi menuturkan, Bandar Udara LetKol Wisnu di Desa Sumberkima, Gerokgak, Buleleng, hanya berfungsi sebagai tempat belajar. Ia menekankan pentingnya mengutamakan skala prioritas dalam kepentingan yang lebih luas dan menyatakan bahwa pembangunan bandara baru ini sangat penting bagi masa depan Bali.
“Ayo mari kita sama-sama ke Yogyakarta biar tau deh. Mereka memiliki akses yang nyaman seperti rel kereta api. Ambil contoh menarik gak kalau ada bandara baru di Bali? pasti menarik buat investor, karena paling menguntungkan. Karena Bali adalah pintu gerbang dari pada pariwisata Indonesia ini akan berdampak pada daerah-daerah destinasi yang lain di Indonesia,” jelasnya.
Kresna Budi juga ingin pembangunan Bandara Bali Utara akan menjadi bandara bertaraf internasional yang mendukung pariwisata dan kegiatan kenegaraan di Bali. Ia Menyatakan bahwa keberadaan dua bandara, termasuk Bandara Ngurah Rai, akan saling melengkapi dalam mendukung aktivitas di pulau ini.
Kresna Budi menekankan bahwa manfaat dari pembangunan bandara ini akan sangat dirasakan oleh masyarakat, dengan harapan akan terjadi peningkatan lapangan pekerjaan dan perbaikan putaran ekonomi.
“Bandara Ngurah Rai akan mendukung kegiatan-kegiatan kenegaraan. Kita harus beradaptasi dengan perkembangan, dan bandara baru ini juga bisa berfungsi sebagai pertahanan Indonesia di timur,” ungkapnya.
Menurut dia, keuntungan bagi masyarakat jelas, yaitu lapangan pekerjaan akan bertambah dan ekonomi akan bergerak lebih baik. Ia juga mencatat bahwa di negara-negara lain, hal ini justru membawa kemajuan. (wie)