
TABANAN – VISIBALI.COM. Desa Wisata Jatiluwih kembali menorehkan prestasi internasional setelah dinobatkan sebagai salah satu desa wisata terbaik dunia oleh United Nations Tourism tahun 2024. Keberhasilan ini mengukuhkan posisi Jatiluwih sebagai destinasi unggulan yang mengintegrasikan keindahan alam, budaya lokal, dan pariwisata berkelanjutan.
Menteri Pariwisata, Widiyanti Wisnu Wardhana, dalam kunjungan kerjanya di Desa Wisata Jatiluwih, Tabanan, Senin (9/12/2024), menyampaikan apresiasi atas pencapaian Jatiluwih. Ia menekankan bahwa desa wisata ini tidak hanya menawarkan keindahan lanskap persawahan bertingkat yang menggunakan sistem irigasi tradisional “subak” tetapi juga menjadi contoh nyata dalam penerapan prinsip-prinsip keberlanjutan.
“Prestasi ini menunjukkan bahwa pariwisata desa memiliki potensi besar untuk mengangkat nama Indonesia di tingkat internasional. Kami berharap penghargaan ini dapat memotivasi desa-desa wisata lainnya untuk terus menjaga kelestarian alam dan budaya,” ujar Menpar Widiyanti.
Desa Jatiluwih tidak hanya meraih pengakuan internasional, tetapi juga mendapatkan Sertifikasi Pariwisata Berkelanjutan untuk Desa Wisata (Sertifikasi Dewi). Pengakuan ini menjadi tolok ukur penting bagi pengelolaan pariwisata yang berorientasi pada pelestarian lingkungan dan penguatan ekonomi lokal.
Menurut Widiyanti, keberhasilan ini harus menjadi pemicu bagi kolaborasi lintas sektor antara pemerintah, akademisi, dan pelaku industri pariwisata.
“Kolaborasi strategis antara pemerintah pusat dan daerah sangat diperlukan untuk mendukung potensi pariwisata pedesaan,” tambahnya. Seraya berujar, langkah ini menunjukkan komitmen pemerintah dalam mendukung pariwisata berkelanjutan di Indonesia.
Tidak hanya Jatiluwih, Desa Wisata Nglanggeran di Yogyakarta juga masuk dalam daftar 55 desa wisata terbaik dunia versi United Nation Tourism. Keberhasilan ini menunjukkan bahwa pengelolaan pariwisata berbasis komunitas mampu bersaing di panggung global.
Sebagai simbol pelestarian budaya dan alam, Desa Wisata Jatiluwih membuktikan bahwa pariwisata tidak hanya soal meningkatkan ekonomi, tetapi juga menjaga harmoni dengan lingkungan dan tradisi lokal.
“Desa wisata seperti Jatiluwih adalah pilar penting dalam pengembangan ekonomi lokal sekaligus pelestarian lingkungan global,” tutup Menpar Widiyanti.
Meski meraih berbagai prestasi, Desa Wisata Jatiluwih masih menghadapi tantangan, khususnya terkait infrastruktur. Manajer Desa Wisata Jatiluwih, Jhon Ketut Purna, mengungkapkan perlunya peningkatan fasilitas pendukung, seperti areal parkir untuk menampung lonjakan kunjungan wisatawan, terutama saat musim liburan.
“Kami tengah menyusun proposal terkait penambahan fasilitas parkir, dan diharapkan dapat diajukan ke pemerintah pusat sebelum akhir Januari,” kata Jhon Purna.
Kunjungan kerja Menpar Widiyanti juga didampingi oleh sejumlah pejabat penting, seperti Wamenpar Ni Luh Puspa; Bupati Tabanan, I Komang Gede Sanjaya; Kadis Pariwisata Provinsi Bali, Tjok Gede Pemayun serta stake holder lainnya. (wie)