Posisi Februari 2025 Kinerja Industri Jasa Keuangan Bali-Nusra Tumbuh dan Stabil
OJK

DENPASAR – VISIBALI.COM. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Provinsi Bali mencatat kinerja industri jasa keuangan (IJK) di Bali dan Nusa Tenggara tetap positif dan stabil hingga Februari 2025. Hal ini diungkapkan Kepala OJK Provinsi Bali, Kristrianti Puji Rahayu,melalui siaran persnya di Denpasar, Jumat (11/4/2025).
“Pertumbuhan ini ditopang oleh permodalan kuat, likuiditas memadai, serta profil risiko yang terjaga,” ucap Puji Rahayu.
Menurutnya, sektor perbankan di wilayah Bali-Nusra menunjukkan tren pertumbuhan, baik dalam penyaluran kredit maupun penghimpunan dana pihak ketiga (DPK). Kredit perbankan tumbuh 5,81% secara tahunan (yoy) menjadi Rp231,1 triliun.
“Meski pertumbuhannya sedikit melambat dari Januari 2025 (6,77% yoy), angka ini tetap mencerminkan ketahanan sistem keuangan regional,” tuturnya.
Lantas ia mnguraikan, sebanyak 57,64% dari total kredit disalurkan ke sektor produktif, terdiri dari modal kerja (33,82%) dan investasi (23,82%). Kredit investasi mencatat pertumbuhan signifikan sebesar 28,16% yoy, naik dari Februari 2024 (27,24% yoy). Ini mencerminkan meningkatnya optimisme pelaku usaha terhadap iklim ekonomi di Bali dan Nusa Tenggara.
Sedangkan dari sisi sektor ekonomi, penyaluran kredit didominasi sektor konsumtif (42,36%) dan perdagangan besar serta eceran (24,49%). Pertumbuhan kredit terutama didorong oleh sektor non-usaha (naik Rp7,3 triliun atau 8,09% yoy), akomodasi dan makanan minum (naik Rp1,6 triliun atau 11,63% yoy), serta pertanian, perburuan, dan kehutanan (naik Rp931 miliar atau 6,93% yoy).
“Kredit untuk UMKM juga menunjukkan peran signifikan dengan kontribusi 43,21% dari total kredit. Meski pertumbuhannya melambat menjadi 3,32% yoy dari 10,52% pada Februari 2024, hal ini tetap menunjukkan komitmen perbankan mendukung ekonomi daerah,”imbuhnya.
Dari sisi penghimpunan dana, DPK tumbuh 8,26% yoy menjadi Rp275,7 triliun. Peningkatan ini ditopang oleh kenaikan tabungan sebesar Rp14,9 triliun dan deposito Rp5,3 triliun. Rasio Loan to Deposit (LDR) per Februari 2025 tercatat sebesar 83,82%, naik dari Januari 2025 (82,86%) namun sedikit turun dibandingkan Februari 2024 (85,76%).
Likuiditas dan permodalan bank perkreditan rakyat (BPR) di tiga provinsi juga berada pada level sehat. Cash Ratio BPR tercatat: Bali 14,55%, NTB 13,97%, dan NTT 8,32%. Sementara itu, Capital Adequacy Ratio (CAR) menunjukkan ketahanan modal yang kuat: Bali 36,03%, NTB 47,09%, dan NTT 46,88%.
Kualitas kredit juga terjaga, meski Non-Performing Loan (NPL) gross naik menjadi 3,09% dari 2,51% pada Februari 2024, namun masih di bawah ambang batas 5%.
“Ke depan, OJK mengingatkan perbankan untuk waspada terhadap risiko pasar dan likuiditas yang mungkin muncul akibat tingginya suku bunga global dan berakhirnya relaksasi kredit restrukturisasi Covid-19 pada Maret 2024. Penguatan permodalan dan manajemen risiko, termasuk stress test secara berkala, diimbau untuk menjaga ketahanan industri keuangan di Bali dan Nusa Tenggara,” tutupnya.