DENPASAR – VISIBALI.COM. Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Provinsi Bali menggandeng pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) untuk bertransformasi menyambut era “green economy” atau ekonomi hijau. Hal ini diwujudkan melalui kegiatan Capacity Building UMKM bertema “Transformasi UMKM Bali: Inovasi Produk Unggulan untuk Peningkatan Daya Saing di Era Green Economy”, yang berlangsung Jumat (15/11/2024).
Kegiatan ini dihadiri oleh para pengusaha UMKM binaan BI, mitra kerja, serta UMKM dari kementerian/lembaga terkait di Bali. Acara ini menjadi langkah konkret BI Bali untuk memperkuat UMKM melalui inovasi berkelanjutan dan penerapan praktik ramah lingkungan, guna memperluas daya saing hingga tingkat global.
Kepala Perwakilan BI Bali, Erwin Soeriadimadja, menyampaikan apresiasi atas kontribusi UMKM terhadap pemulihan ekonomi Bali pascapandemi.
“UMKM telah berperan signifikan dalam mengangkat perekonomian Bali, dari kontraksi selama pandemi menjadi pertumbuhan 5,43% (yoy) pada Triwulan III 2024, lebih tinggi dibandingkan rata-rata nasional,” ungkap Erwin.
Namun, menurutnya, tantangan tetap ada. UMKM Bali harus terus berinovasi, termasuk memanfaatkan ekosistem digital, memasuki rantai pasok global, serta mengintegrasikan prinsip “green economy”.
“Ekonomi hijau adalah peluang besar yang harus dioptimalkan agar UMKM tetap relevan dan berdaya saing,” tambah Erwin.
Kepala Departemen Ekonomi Keuangan Inklusif dan Hijau BI, Anastuty K., menjelaskan bahwa transformasi UMKM ke arah ekonomi hijau tidak hanya soal penggunaan bahan baku ramah lingkungan, tetapi juga manajemen limbah dan keberlanjutan sosial.
“Pengusaha UMKM bisa mengolah limbah menjadi produk bernilai tambah, baik secara mandiri maupun melalui kolaborasi. Selain itu, aspek keberlanjutan juga mencakup pemberdayaan perempuan, kaum difabel, dan masyarakat berpenghasilan rendah,” jelas Anastuty.
Dengan program ini, Anastuty berharap pelaku UMKM dapat naik kelas sembari tetap bertanggung jawab terhadap lingkungan sekitar, sehingga berkontribusi pada ekonomi berkelanjutan.
Dalam kegiatan tersebut, hadir sejumlah narasumber dari berbagai sektor. Di bidang fesyen, Wignyo Rahadi mengajak UMKM untuk berinovasi dalam produk “wastra” sesuai tren ekonomi hijau. Sementara itu, Djoko Kurniawan dari sektor “food and beverage” berbagi kiat inovasi industri kuliner.
Sesi motivasi dari motivator nasional Remaja Tampubolon menjadi salah satu sorotan. Ia mengingatkan peserta untuk fokus pada kekuatan internal, memanfaatkan digitalisasi, dan membangun kolaborasi.
“Fokus, kolaborasi, dan adaptasi adalah kunci kesuksesan,” tegasnya.
Sebagai tindak lanjut, BI Bali juga menggelar kompetisi inovasi ekonomi hijau bagi UMKM binaan. Kompetisi ini menjadi bagian dari rangkaian acara “Road to Bali Jagadhita 2025 Trade, Tourism, and Investment: Integrating All, Empowering All”, yang puncaknya akan digelar Juni 2025.
Melalui langkah-langkah ini, BI Bali berkomitmen mendorong transformasi UMKM sebagai pilar ekonomi hijau yang tangguh, inovatif, dan berkelanjutan. (red)