
TABANAN-VISIBALI.COM – Ribuan pemedek umat Hindu dari berbagai pelosok Bali memadati kawasan suci Pura Luhur Batukau, Desa Wongaya Gede, Kecamatan Penebel, Tabanan, pada Kamis 24 April 2025.
Kehadiran mereka untuk ngaturang bakti pada puncak Piodalan yang bertepatan dengan rahina suci Weraspati Umanis Dungulan atau dikenal juga dengan Umanis Galungan.
Tak hanya masyarakat umum, piodalan kali ini juga dihadiri oleh jajaran Pemerintah Kabupaten Tabanan. Bupati Tabanan I Komang Gede Sanjaya, bersama Wakil Bupati I Made Dirga, hadir beserta istri masing-masing.
Turut hadir pula Ketua dan anggota DPRD Tabanan, Sekda I Gede Susila, para Asisten Sekda, Kepala OPD, dan jajaran ASN Pemkab Tabanan yang bersama-sama mengikuti persembahyangan sebagai wujud bakti dan pengabdian kepada Ida Sang Hyang Widi Wasa.
Piodalan yang rutin digelar setiap enam bulan sekali ini tidak hanya bermakna sebagai ungkapan syukur atas anugerah-Nya, namun juga bertujuan untuk “ngrestitiang jagat” — memohon keselamatan dan keharmonisan bagi seluruh alam beserta isinya. Sebuah perwujudan ajaran Tri Hita Karana: menjaga keseimbangan antara manusia, alam, dan Tuhan.
Usai persembahyangan, Bupati Sanjaya dan rombongan melakukan ritual simbolis berupa pelepasan burung perkutut dan memberi makan ikan di kolam Pura Taman Beji Luhur Batukaru. Tindakan ini bukan sekadar seremoni belaka, namun sarat makna tentang pelestarian alam dan cinta kasih terhadap semua makhluk hidup.
Bupati menegaskan bahwa keberlanjutan dan keharmonisan lingkungan adalah bagian penting dalam membangun kehidupan spiritual yang berkelanjutan.
“Ini bukan hanya simbol, tetapi ajaran hidup yang mesti kita jaga bersama. Pura ini bukan hanya tempat sembahyang, tetapi juga pusat spiritual yang mengajarkan kita untuk selalu menjaga alam sebagai bagian dari bhakti kepada Ida Sang Hyang Widi Wasa,” ujar Bupati Sanjaya.
Setelah puncak karya, rangkaian upacara akan dilanjutkan dengan nyejer selama tiga hari sebagai bentuk penghormatan dan pemujaan berkelanjutan kepada Ida Sang Hyang Widi Wasa. Adapun upacara penyineban atau penutup dari seluruh rangkaian karya di Pura Luhur Batukau akan dilaksanakan pada Hari Minggu, 27 April 2025 mendatang.
Karena padatnya pemedek yang datang sejak pagi hari, banyak umat yang rela berjalan kaki sejauh kurang lebih satu kilometer dari area parkir menuju Pura.
Semangat dan ketulusan untuk berbhakti terlihat jelas dari wajah-wajah pemedek yang tetap antusias meski harus menempuh perjalanan dengan berjalan kaki di tengah udara pegunungan yang sejuk.
Hal ini semakin menegaskan betapa dalamnya rasa spiritual umat terhadap kesucian Pura Luhur Batukau sebagai salah satu pura Sad Kahyangan Jagat di Bali. (red)