
DENPASAR – VISIBALI.COM. Menjelang Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN) seperti Ramadhan, Nyepi, dan Idul Fitri, Pemerintah Kota Denpasar bersama Bank Indonesia menggelar High Level Meeting (HLM) Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Kota Denpasar, Kamis (6/3/2025). Pertemuan ini membahas strategi pengendalian inflasi untuk menjaga stabilitas harga di tengah meningkatnya permintaan masyarakat.
HLM TPID Kota Denpasar dipimpin langsung oleh Wakil Wali Kota Denpasar, I Kadek Agus Arya Wibawa, serta dihadiri oleh Deputi Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali, Butet Linda H. Panjaitan, Kepala BPS Kota Denpasar, Dr. Andri Yudhi Supriadi, S.E., M.E., Asisten II Setda Kota Denpasar, A.A. Gede Risnawan, pimpinan Bulog, Direktur Perumda Pasar Sewakadarma, dan anggota TPID lainnya.
Wakil Wali Kota Denpasar dalam kesempatan ini menekankan pentingnya stabilisasi harga menjelang HBKN. Beberapa komoditas pangan strategis seperti cabai rawit, daging ayam ras, dan tomat kerap mengalami lonjakan harga.
“Selain itu, harga canang sari yang menjadi kebutuhan utama saat Nyepi juga perlu diperhatikan,” katanya.
Menurutnya, Denpasar menghadapi tantangan terbatasnya lahan pertanian, sementara permintaan bahan pokok terus meningkat seiring tingginya jumlah pendatang yang bekerja di sektor perkantoran.
“Oleh karena itu, strategi pengendalian harga menjadi kunci untuk menjaga daya beli masyarakat,” tukasnya.
Deputi Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali, Butet Linda H. Panjaitan, menyampaikan bahwa inflasi tahunan Kota Denpasar pada Februari 2025 tercatat sebesar 1,70% (yoy), dengan inflasi bulanan mengalami deflasi -0,13% (mtm) akibat diskon tarif listrik.
“Tren inflasi dalam lima tahun terakhir menunjukkan kecenderungan menurun, namun tetap memiliki volatilitas tinggi, terutama menjelang HBKN,” ucapnya.
Untuk mengatasi lonjakan harga, TPID Kota Denpasar menyiapkan beberapa langkah strategis, di antaranya:1. Gerakan Pasar Murah (GPM): Menyediakan bahan pokok dengan harga terjangkau di beberapa titik strategis. 2. Kerjasama Antar Daerah (KAD): Memastikan pasokan pangan tetap stabil dengan mendatangkan komoditas dari daerah produsen. 3. Pemanfaatan Sistem Pemantauan Harga: Menggunakan SIGAPURA (Sistem Informasi Harga Pangan Utama dan Komoditas Strategis) serta SP2KP (Sistem Pemantauan Pasar Kebutuhan Pokok) sebagai sistem peringatan dini. 4. Operasi Pasar Terfokus: Memprioritaskan komoditas yang berkontribusi besar terhadap inflasi, seperti beras, cabai rawit, dan minyak goreng. 5. Inovasi dalam Stabilisasi Harga Canang Sari: Menjaga ketersediaan bunga dan bahan baku lain untuk menghindari lonjakan harga menjelang Nyepi.
Melalui sinergi strategi 4K (Ketersediaan Pasokan, Keterjangkauan Harga, Kelancaran Distribusi, dan Komunikasi Efektif), TPID Kota Denpasar optimis inflasi dapat dikendalikan dalam rentang sasaran 2,5±1% (yoy).
“Dengan langkah-langkah ini, masyarakat diharapkan tetap dapat memenuhi kebutuhan pokok mereka dengan harga yang stabil selama momentum HBKN,” pungkas Butet. (yak)